THE BEST SIDE OF REOG PONOROGO

The best Side of Reog Ponorogo

The best Side of Reog Ponorogo

Blog Article

Semoga artikel ini bisa memberikan lebih banyak pengetahuan tentang tari tradisional di Indonesia dan membuat kita semakin semangat untuk melestarikan budaya Indonesia.

He arrived at Ponorogo and setup an institution to show teenagers martial arts along with mysticism. Ki Ageng Kutu’s hope was that his students would bring back again the glory times on the Majapahit Empire.

Reog Ponorogo dance artists graduated from art faculty or instution give a last contact in progress of Reog Ponorogo exhibit dance. artwork schools pupils also familiarize stage act aesthetic performances and choreographically scenes, and make Reog Ponorogo can accomplish in Pageant style of act.

Jathilan, played by a group of dancers a gemblak horses-formed turned a image of the power of the Kingdom of Majapahit into comparison contrast with the strength of warok. crimson clown mask that became the image for Ki Ageng Kutu, by yourself and aid the load in the mask Singo Barong that reaches in excess of 50 kg using only his teeth.[five][six] Ki Ageng Kutu's Reog reputation finally triggered Bhre Kertabhumi getting action and attacking Kutu's college or university, the rebellion by warok was quickly defeat, and the faculty is prohibited to carry on training about warok. nevertheless the disciples Ki Ageng Kutu keep on being proceed secretly. on the other hand, the overall performance of Reog by itself is permitted to phase performances because is now well-liked Among the many men and women although the storyline getting a groove wherein the characters of latest extra folktale of Ponorogo, for instance like Klono Sewandono, Dewi Songgolangit, and Sri Genthayu.[four]

Ia berharap, pertunjukkan Reog bisa membangun perlawanan masyarakat lokal dan bisa menyampaikan pesan sindiran kepada raja Kertabumi dan pemerintahannya.

Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan di mana ia mengajar seni bela diri kepada anak-anak muda, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan kerajaan Majapahit kembali. Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan "sindiran" kepada Raja Kertabhumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.[4][six]

Sang raja yang lengah merasa terkejut sekali ketika melihat lawannya, Raja Kelana Swandana, sudah ada dihadapannya. Pertarungan sengit antara dua raja yang hebat ini pun tak terhindarkan.

Warok "Warok" yang berasal dari kata wewarah adalah orang yang mempunyai tekad suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. Warok adalah wong kang sugih wewarah (orang yang kaya akan wewarah).

Dongeng yang bercerita tentang sejarah Reog Ponorogo ini sebenarnya memiliki beberapa versi yang tokoh-tokohnya memiliki nama berbeda. Suatu hal yang lumrah mengingat kisah ini dulunya diceritakan secara lisan. Yang terpenting, inti dari kisahnya sama saja.

Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan dimana ia mengajar anak-anak muda seni bela diri, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan lagi kerajaan Majapahit kelak.

The third dance is the key attraction on the exhibit; it can be performed by all the Reog dancers. The warok as the main male dancer, website donning the large and large lion mask, dances while in the centre with the stage when one other dancers dance all-around him.

There may be storyline and who's the first perform and so on, that may be Warok, then Jathilan, Bujangganong, Klana Sewandana, following Barongan or Dadak Merak in previous scenes. When among the list of ingredient acquire an motion, another component stay on their go although not to get noticed.

Dalam setiap pementasan tari Reog Ponorogo terdapat tiga bagian pertunjukkan yang masing-masing menampilkan tokoh dan penampilan yang berbeda.

Inti ceritanya adalah kecurangan tidak akan pernah melawan kejujuran. Seperti Singabarong yang hendak berlaku curang pada Kelana Swandana, tapi malah akhirnya berubah menjadi petaka bagi dirinya sendiri.

Report this page